KEKUATAN AGREGAT
A. TUJUAN
Diharapkan
setelah melakukan praktikum, mahasisw dapat menerangkan prosedur pelakanaan
pengujian ketahanan ( geser ) aus agregat kasar dengan mempergunakan bejana Los
Angeles untuk menentukan keausan ( kekerasan/kehancuran ) agregat tersebut.
B. TEORI SINGKAT
KEKUATAN
AGREGATDan KEKERASAN AGREGAT KASAR DENGAN BEJANA LOS ANGELES
K
|
ekuatan
dan elastisitas agregat tergantung dari jenis batuan,susunan mineral dan
tekstur butiran atau kristalnya, kekuatan agregat sangat berpengaruh terhadap
kekuatan beton, agregat yang lemah tidak akan menghasilkan beton yang kuat,
sedangkan untuk membuat beton berkekuatan tinggi harus dipakai agregat yang
tinggi kekuatannya. Untuk berbagai jenis batuan, kekuatannya dinyatakan dengan
kekuatan hancur yang diperoleh dengan cara mengujiekuatan tekan sampai hancur.
Kekuatan
agregat beton diperoleh dengan cara pengujian kekuatan, yaitu diuji sejumlah
sampel dalam bentuk beberapa ukuran butir pada volume tertentu ( secara bulk ).
Pada pengujian kekuatan terdapat beberapa cara dan istilah yang digunakan oleh
beberapa negara antara lain :
a. Untuk agregat kasar BS. 812-1967, memakai
istilah nilai kuat hancur ( crushing value ), dan 10% fine value
b. ASTM Standard C. 131 dan C. 535, memakai cara
pengujian gesekan dengan mesin Los Angeles dan ketahanan aus dinyatakan dengan
persentase bagian yang lewat ayakan 2 mm tidak lebih dari 50% ( SII 0087-75 )
C. ALAT DAN BAHAN
-
Alat
Ø Bejana Los Angeles berbentuk silinder terbuat
dari baja
Ø Bola baja yang terbuat dari baja dengan garis
tengah kurang lebih 46,8 mm dan masing-masing beratnya antara 390 sampai 445
gr. Jumlah bola baja untuk tiap-tiap pengujian tergantung dari besar butir dan
fraksi agregat seperti dalam tabel
Ø Ayakan standar
Ø Timbangan dengan kapasitas 10 gr dan
ketelitian sampai 1%
Ø Oven
Ø Baskom ( plat penampung )
-
Bahan
Ø Agregat kasar
D. LANGKAH KERJA
·
Ambil
agregat kasar
·
Cuci
bersih hingga tidak ada debu dan tanah yang melengket
·
Kering
tetapkan dengan suhu 105 ± 5o C
·
Pisahkan
butiran agregat sesuai dengan tabel dan pengujian
·
Ambil
agregat masukkan dalam bejana
·
Tambahkan
bola baja
·
Tutup
bejana rapat-rapat
·
Putar
bejana dengan kecepatan 30 – 33 putaran per menit jumlah putaran
·
Keluarkan
butiran kasar dari bejana, butiran yang bsar diayak dengan ayakan 2 mm.
·
Cuci
bersih butiran kasar dan butiran yang tertinggal pada ayakan
·
Keringkan
dalam oven sampai kering tetap
·
Timbang
beratnya
·
Hitung
kekerasan agregat dengan rumus :
Keterangan :
A = Berat contoh semula kering
tetap
B = Berat contoh sesudah
digiling, dicuci dan kering tetap.
C = Ketahanan aus ( geser )
hancur.
Syarat daya tahan geser ini
maksimum 50 % hilang
Tabel. Blanko Pengujian “Abration
Test”
NO
|
JENIS PENGUJIAN
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
x 100 %
|
||
1
|
Berat Kerikil Awal ( A ) gr
|
||||
2
|
Berat Setelah digiling dan di
Ayak
( B ) gr
|
||||
3
|
Ketahanan Aus ( C )
|
E. ANALISIS KERJA
Tabel. Blanko Pengujian “Abration
Test”
NO
|
JENIS PENGUJIAN
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
x 100 %
|
||
1
|
Berat Kerikil Awal ( A ) gr
|
5000 gr
|
5000 gr
|
||
2
|
Berat Setelah digiling dan di
Ayak
( B ) gr
|
3937,7gr
|
3970,2gr
|
||
3
|
Ketahanan Aus ( C )
|
21,246gr
|
20,596gr
|
Pelatihan
1 dan 2
-
Berat
kerikil awal
I =
125.0 gr
A =
5000 gr
Berat
bejana = 164,8 gr
-
Setelah
digiling dan di ayak
B =
4102,5 gr
B –
berat bejana = 4102,5 gr – 164,8 gr
= 3937,7 gr
RUMUS
:
Jawab
:
= 21,246 %
Pelatihan
3 dan 4
-
Berat
kerikil awal
I =
125.0 gr
A =
5000 gr
Berat
bejana = 164,8 gr
-
Setelah
digiling dan di ayak
B =
4135 gr
B –
berat bejana = 4135 gr – 164,8 gr
= 3970,2 gr
RUMUS
: %
Jawab
:
= 20,596
%
F. KESIMPULAN
Setelah
kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan kekuatan
agregat kasar(kerikil) sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan
oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan
untuk perhitungan kekuatan agregat kasar yaitu,RUMUS : ,sehingga
percobaan 1 dan 2 dapat diperoleh hasilnya adalah 21,246 %, sedangkan pengujian
3 dan 4 diperoleh hasilnya 20,596 %
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR
A. TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum,
mahasiswa dapat menentukan berat isi kerikil.
B. TEORI SINGKAT
Berat Isi Agregat
Berat agregat yang
mengisi suatu tempat/rung dalam satuan volume tertentu disebut berat isi
agregat ( builk density ), dimana sebagian tempat/ruangan agregat terii oleh
rongga antar partikel dari agregatnya. Berbeda dengan berat jenis. Contoh :
kerikil sungai mempunyai berat isi 1,5 kg/liter sedangkan berat jenisnya 2,60.
Dan pasir sungai berat isi 1,4 kg/liter sedangkan berat jenisnya 2,55.
C. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN
v Alat
§ Timbangan dengan ketelitian 10 gr
§ Literan 5 liter
§ Mesin ketuk
§ Sendok semen
§ Ember / baskom
v Bahan
·
Kerikil
SSD
D. LANGKAH KERJA
1. Timbang literan, misalkan beratnya A
gram.
2. Isi literan dengan kerikil sampai penuh,
ratakan dan timbang literan yang berisi penuh, catat beratnya misalkan B gram.
3. Berat isi ini disebut berat isi gembur.
4. Untuk berat isi padat, lakukan pengujian
berikut.
5. Isi literan separoh dengan kerikil.
6. Tempatkan pada mesin ketuk, ketuk
sebanyak 30 kali.
7. Penuhkan literan, ketuk sebanyak 30 kali.
8. Ratakan permukaan literan, timbang
beratnya.
9. Berat isi padat sama rumusnya dengan
berat isi gembur.
Rumus :
Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Kerikil
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Berat Liter + Kerikil
|
||||
2
|
Berat Literan
|
||||
3
|
Berat Kerikil
|
||||
4
|
Volume Literan
|
||||
5
|
Berat Isi
|
Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat Kerikil
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Berat Liter + Kerikil
|
||||
2
|
Berat Literan
|
||||
3
|
Berat Kerikil
|
||||
4
|
Volume Literan
|
||||
5
|
Berat Isi
|
E. ANALISIS KERJA
Diketahui
Berat Literan : 1047,6 gram
Berat Kerikil : 7816,4 gram
Dengan berat isi gembur
A
: 1047,6 gram
B
: 8864 gram
=
1,56 gram
Berat Isi Padat
A = 1047,6 gram
B = 900 gram
= 1,59 gram
Berat
Ember = 585,5 + 10 kg
Kerikil
1.
143,9 gr
2.
4385,4 gr
3.
4314,4 gr
4.
1152,2 gr
+
9995,9 gr
Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Kerikil
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
=1,56gr
|
||
1
|
Berat Liter + Kerikil
|
8864gr
|
|||
2
|
Berat Literan
|
1047,6gr
|
|||
3
|
Berat Kerikil
|
7816,4gr
|
|||
4
|
Volume Literan
|
5000gr
|
|||
5
|
Berat Isi
|
1,56gr
|
Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat Kerikil
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
=
1,59 gr
|
||
1
|
Berat Liter + Kerikil
|
9000gr
|
|||
2
|
Berat Literan
|
1047,6gr
|
|||
3
|
Berat Kerikil
|
7952,4gr
|
|||
4
|
Volume Literan
|
5000gr
|
|||
5
|
Berat Isi
|
1,59gr
|
F. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan
menentukan berat isi gembur dan berat isi padat kerikil sesuai dengan teori dan
petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar
nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk berat isi gembur dan berat isi
padat dan
berat isi gembur yang kami peroleh adalah 1,56 gr, sedangkan berat isi padat
adalah 1,59 gr.
PENGUJIAN BERAT ISI
AGREGAT HALUS
A.
TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum
ini, mahasiswa dapat menentukan berat isi pasir.
B.
ALAT
DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN
v ALAT
·
Timbangan
dengan ketelitian 1 gr
·
Literan
Kapasitas 1 liter
·
Mesin
ketuk
·
Sendok
semen
·
Ember
/ baskom
v BAHAN
·
Pasir
ssd condition / 3 kg/liter
C.
LANGKAH
KERJA
1. Timbang literan, misalnya A gram dan
catat kan pada tabel.
2. Isi literan dengan pasir sampai
penuh, ratakan dan timbang literan yang berisi pasir penuh, catatkan beratnya
misalnya B gram.
3. Maka berat isi gembur = B gram
dikurang A gram dibagi volume literan.
4. Lanjutkan berat isi padat pasir
dengan langkah sebagai berikut :
a. Isi literan separoh dengan pasir.
b. Tempatkan dengan mesin ketuk, ketuk
sebanyak 30 kali.
c. Penuhkan literan, ketuk sebanyak 30
kali.
d. Ratakan permukaan literan, timbang
beratnya misalkan C gram.
Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Pasir
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Berat Liter + Pasir
|
||||
2
|
Berat Literan
|
||||
3
|
Berat Pasir
|
||||
4
|
Volume Literan
|
||||
5
|
Berat Isi
|
Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat Pasir
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Berat Liter + Pasir
|
||||
2
|
Berat Literan
|
||||
3
|
Berat Pasir
|
||||
4
|
Volume Literan
|
||||
5
|
Berat Isi
|
D.
ANALISIS KERJA
A = Berat Liter 273,9 gram
B = Berat Pasir 1551,7 gram
Berat Isi Gembur Pasir
1,2778 gr
Berat Isi Padat Pasir
1,4013 gr
Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Pasir
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
1,5517gr
|
||
1
|
Berat Liter + Pasir
|
1825,6gr
|
|||
2
|
Berat Literan
|
273,9gr
|
|||
3
|
Berat Pasir
|
1551,7gr
|
|||
4
|
Volume Literan
|
1000gr
|
|||
5
|
Berat Isi
|
1,5517gr
|
Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat Pasir
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
1,6752gr
|
||
1
|
Berat Liter + Pasir
|
1949,1gr
|
|||
2
|
Berat Literan
|
273,9gr
|
|||
3
|
Berat Pasir
|
1675,2gr
|
|||
4
|
Volume Literan
|
1000gr
|
|||
5
|
Berat Isi
|
1,6752gr
|
E. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan
menentukan berat isi gembur dan berat isi padat pasir sesuai dengan teori dan
petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar
nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk berat isi gembur dan berat isi
padat dan
berat isi gembur yang kami peroleh adalah 1.2778 gr, sedangkan berat isi padat
adalah 1,4013 gr.
BERAT JENIS PASIR
A.
TUJUAN
Setelah
melakukan praktikum, mahasiswa dapat menentukan berat jenis pasir dalam kondisi
nyata atau jenuh kering muka.
B.
TEORI SINGKAT
Berat Jenis Agregat
Berat
jenis agregat berbeda satu sama lainnya tergantung dari jenis batuan, susunan
mineral, struktur butiran, dan porositas batuannya. Beberapa istilah berat
jenis pada agregat diantaranya adalah :
§
Berat Jenis Absolut
Berat per volume tidak termasuk volume pori-pori yang terdapat
didalamnya. Untuk menentukan berat jenis ini benda harus dibuat berbentuk
hidrat/tepung, sehingga pori-pori didalamnya dapat di hilangkan.
§
Berat jenis nyata
Berat per volume termasuk volume pori yang tidak tembus air dan tidak
termasuk volume pori kapiler yang dapat terisi oleh air.
§
Berat Jenis Keadaan Jenuh Kering Muka
Berat per volume termasuk volume pori yang tidak tembus air, sedangkan
pori kapiler jenuh oleh air.
§
Berat Jenis Keadaan Kering
Berat per volume termasuk volume seluruh pori yang terkandung dalam
agregat.
C.
ALAT DAN BAHAN
§
Alat :
·
Bejana kapasitas 1 liter
·
Timbangan ketelitian 0,1 gram
·
Sendok semen
·
Gelas ukur
§
Bahan :
·
Pasir kondisi nyata dan jenuh kering muka ( SSD
)
D.
LANGKAH KERJA
Pasir
1.
Timbang pasir kondisi SSD atau kondisi nyata ( X
gr )
2.
Timbang tabung dan air penuh ( Y gr )
3.
Timbang tabung, pasir dan air penuh ( Z gr )
4.
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) - ( Z gr ) = Q
5.
Lakukan pekerjaan ini 3 kali
berturut-turut seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. Blanko Berat Jenis Pasir Nyata
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Berat pasir kondisi SSD
|
||||
2
|
Berat tabung dan air penuh
|
||||
3
|
Berat tabung,pasir dan air
penuh
|
||||
4
|
Volume ( 2+1 )-3
|
||||
5
|
BJ= berat/volume=1/4
|
E.
ANALISIS KERJA
Ø
Berat bejana = 74,3 gr
Ø
Berat isi pasir = 250 gr
Ø
Berat air dan bejana = 859 gr
Ø
Berat air, bejana dan pasir = 989,3 gr
Penyelesaian
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
=
859 gr + 250 gr – 989,3 gr
Q = 119,7 gr
BJ =
=
=2,088 gr
Tabel . Blanko Berat Jenis Pasir Nyata
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
=2,088gr
|
||
1
|
Berat pasir kondisi SSD
|
250 gr
|
|||
2
|
Berat tabung dan air penuh
|
859 gr
|
|||
3
|
Berat tabung,pasir dan air
penuh
|
989,3gr
|
|||
4
|
Volume ( 2+1 )-3
|
119,7gr
|
|||
5
|
BJ= berat/volume=1/4
|
2,088gr
|
F.
KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan
menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh
dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan
yaitu, Volume = ( Y gr ) + ( X gr
) – ( Z gr ) = Q
BJ = sehingga hasil yang telah kami praktekkan
adalah 2,088 gr.
BERAT JENIS KERIKIL
A.
TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktekan dapat
menentukan berat jenis kerikil dalam kondisi nyata atau jenuh kering muka
B.
ALAT dan
BAHAN yang diperlukan
a. Alat :
1. Bejana kapasitas 1 liter
2. Timbangan ketelitian 0,1 gram
3. Sendok semen
4. Gelas ukur
b. Bahan :
Kerikil kondisi
nyata dan jenuh kering muka ( SSD )
C.
LANGKAH
KERJA
v Kerikil
1.
Timbang kerikil kondisi SSD atau kondisi nyata (
X gr )
2.
Timbang tabung dan air penuh ( Y gr )
3.
Timbang tabung, kerikil dan air penuh ( Z gr )
4.
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) - ( Z gr ) = Q
5.
Tabel . Blanko Berat Jenis kerikil Nyata
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Berat kerikil kondisi SSD
|
||||
2
|
Berat tabung dan air penuh
|
||||
3
|
Berat tabung,kerikil dan air
penuh
|
||||
4
|
Volume ( 2+1 )-3
|
||||
5
|
BJ= berat/volume=1/4
|
D.
ANALISA KERJA
Ø
Berat bejana = 74,3 gr
Ø
Berat isi kerikil = 250 gr
Ø
Berat air dan bejana = 830,2 gr
Ø
Berat air, bejana dan kerikil = 983,7 gr
Penyelesaian 1
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
=
830,2 gr + 250 gr – 983,7 gr
Q = 96,5 gr
BJ =
=
=2,59 gr
Tabel . Blanko Berat Jenis Kerikil Nyata
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
=
2,59gr
|
||
1
|
Berat kerikil kondisi SSD
|
250 gr
|
|||
2
|
Berat tabung dan air penuh
|
830,2gr
|
|||
3
|
Berat tabung,kerikil dan air
penuh
|
983,7gr
|
|||
4
|
Volume ( 2+1 )-3
|
96,5gr
|
|||
5
|
BJ= berat/volume=1/4
|
2,59gr
|
Penyelesaian 2
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
=
830,2 gr + 250 gr – 940,2 gr
Q = 140 gr
BJ =
=
=1,78 gr
Tabel . Blanko Berat Jenis Kerikil “SSD
CONDITION”
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
=
1,78gr
|
||
1
|
Berat kerikil kondisi SSD
|
250 gr
|
|||
2
|
Berat tabung dan air penuh
|
830,2gr
|
|||
3
|
Berat tabung,kerikil dan air
penuh
|
940,2gr
|
|||
4
|
Volume ( 2+1 )-3
|
140gr
|
|||
5
|
BJ= berat/volume=1/4
|
1,78gr
|
G.
KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan
menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh
dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan
yaitu, Volume = ( Y gr ) + ( X gr
) – ( Z gr ) = Q
BJ = sehingga hasil yang telah kami praktekkan
pngujian 1 adalah 2,59 gr dan pengujian 2 adalah 1.78 gr
KADAR AIR LUMPUR PASIR DAN KERIKIL
1.
TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktekan
dapat menghitung kadar air pasir yang terkandung di dalamnya.sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
2.
Alat dan Bahan yang di perlukan
Ø
Alat :
v
Bejana gelas Ø 10 cm dan tinggi 20 – 30 cm, kayu pengaduk, oven,
timbangan dengan ketelitian 0,1 gr, desikator, ember, sendok semen, mangkok
porselin/nikel, ayakan dengan lubang 70 micron.
Ø
Bahan
Pasir 500 gr, kerikil 1000 gr.
3.
LANGKAH KERJA
Ø
Pasir
1.
Ambil pasir ± 500 gr masukkan dalam Oven dengan suhu 110 oC
± 5, hingga kering tetap
dinginkan dan timbang beratnya.
2.
Lakukan
pekerjaan ini sampai berat pasir tidak berubah lagi. Pasir yang sudah kering
tetap timbang 3x100 gr masing-masing masukkan dalam gelas, rendam selama 60
menit.
3.
Aduk
dengan kayu pengaduk dan diamkan selama ± 1’, tumpahkan airnya, lakukan
pekerjaan ini sampai air diatas pekmukaan pasir tidak keruh lagi.
4.
Tuangkan
pasir ke atas ayakan 70 micron.
5.
Ambil
pasir dalam ayakan masukkan dalam cawan porselin/nikel.
6.
Panaskan
dalam oven sampai berat tetap.
7.
Dinginkan
dan timbang beratnya, misal p gr
8.
Kadar
lumpur
x 100%
Ø
Kerikil
1.
Ambil kerikil ± 1000 gr, keringkan
dalam oven dan dinginkan dan timbng beratnya. Lakukan pekerjaan ini sampai
berat kerikil kering tetap.
2.
Kerikil yang kering tetap ambil 3x250 gr
masing-masing masukkan dalam tampah / ember.
3.
Rendam sambil diaduk-aduk sehingga
terpisah bagian partikel yang menempel, kemudian buang airnya. Lakukan
pekerjaan ini sampai air pencuci kerikil bersih.
4.
Tumpahkan air beserta kerikil nya keatas
saringan no. 100
5.
Ambil kerikil yang berada di atas
saringan masukkan kedalam cawan porselin dan panaskan dalam oven sampai kering
tetap.
6.
Dinginkan dan timbang beratnya, misal q
gr
7.
Maka kadar lumpurnya adalah :
x 100%
Tabel. Blank Kadar Lumpur Pasir Dan Kerikil
NO
|
JENIS
|
PENGUJIAN
|
KETERANGAN
|
||
I
|
II
|
III
|
x 100%
|
||
1
|
Berat pasir kering tetap
|
100
|
100
|
100
|
|
2
|
Berat kering tetap setelah di
cuci
|
||||
3
|
Selisih
|
||||
4
|
Berat kerikil kering tetap
|
250
|
250
|
250
|
|
5
|
Berat kering tetap setelah dicuci
|
||||
6
|
Selisih
|
E.
ANALISIS KERJA
o
Pasir
Pengujian 1
x 100%
=9904,4 %
Pengujian
2
x 100%
=4,5 %
o
Kerikil
Pengujian 1
x 100%
=216,7%
Pengujian 2
x 100%
=210,6%
F.
KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum
ini, kami telah mengetahui dan menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan
petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar
nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk pasir adalah x 100% dan kerikil adalah x 100%
sehingga hasil yang telah kami praktekkan pngujian 1 pasir adalah 9904,4% dan pengujian 2 adalah 4,5% , sedangkan
pengujian 1 untuk kerikil adalah 216,7% dan untu pengujian 2 adalah 210,6%.
PENGUJIAN ZAT ORGANIK PASIR
A. TUJUAN
Setelah
melakukan praktikum, praktek dapat menentukan kandungan zat organik dalam
pasir.
B. PERALATAN DAN BAHAN
§ Alat :
v Botol berskala
v Skla warna
v Tabung gelas
v Corong
v Kuas
§ Bahan :
1. Pasir
2. Soda api ( NaOH )
3. Air suling
C. LANGKAH KERJA
1. Siapan alat dan bahan
2. Buat larutan soda api, yakni ambil tabung
gelas, masukkan air murni sebanyak 97 gr. Tambahkan soda api seberat 3 gr.
Tutup tabung gelas dan kocok sehingga soda api larut semuanya.
3. Masukn pasir kedalam botol sebanyak 130
cc/ml.
4. Tambahkan larutan soda api kealam botol
yang berii pasir sampai botol berisi 200 cc.
5. Tutup botol dengan baik.
6. Kocok botol selama 10 menit lalu diamkan
24 jam.
7. Amati cairan yang berada diatas pasir dan
bandingkan dengan warna standar ASTM C-40
ANALISA AYAK KORAL
A.
TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum,
mahasiswa dapat menentukan susunan butir koral untuk komposis campuran beton.
B.
TEORI SINGKAT
Koral terdiri dari bermacam-macam ukuran
besar sampai kecil. Jika butiran-butiran ini kita pisahkan dengan menggunakan
ayakan standar kita peroleh suatu pembagian besar butir ( fraksi ) yang
berukuran sama. Guna memperoleh gambaran tentang susunan butir koral ( agregat
) dilakukan analisa ayak. Susunan besar butir ( gradasi ) sangat berpengaruh
terhadap beton segar dan beton keras.
C.
PERALATAN DAN BAHAN
1.
Alat
§
Sendok semen dan tampah
§
Oven dan dsikator
§
Timbangan
§
Rampill sampling ( pembagian agregat )
§
Kuas dan gundar kawat
2.
Bahan
Ø
Koral
D.
PETUNJUK PENGUJIAN
1.
Siapkan bahan yang telah kering oven
sebanyak 5000 gr
2.
Susun ayakan dari 76 mm terbesar sampai
4,8 mm terkecil.
3.
Masukan kerikil yang telah disiapkan
kedalam ayakan dan goyangkan selama 20 menit.
4.
Timbang setiap butiran yang tinggal pada
masing-masing ayakan, masukkan dalam tabel.
E.
ANALISIS DATA
Berat ayakan
Pasir : 1000 gr
TABEL
ANALISA AYAK KORAL
No
|
Ayakan
( mm )
|
Tertinggal di ayakan
|
% komulatif
|
||
Berat
|
%
|
Tertinggal
|
Tembus
|
||
1
|
11/2@38.1 mm
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
¾@19.0 mm
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3/8 @ 9.5 mm
|
0
|
0
|
0
|
100
|
4
|
No: 4 @ 4.8 mm
|
19,4
|
1,48
|
1,48
|
98,16
|
5
|
8 @ 2.4 mm
|
35,6
|
4,43
|
6,27
|
93,73
|
6
|
16 @ 1.2 mm
|
447,3
|
37,3
|
43,57
|
56,43
|
7
|
30 @ 0.6 mm
|
332,6
|
50,2
|
93,77
|
6,23
|
8
|
50 @ 0.3 mm
|
39,6
|
3,99
|
97,76
|
2,24
|
9
|
100 @ 0.5 mm
|
16,4
|
2,17
|
100
|
0,07
|
10
|
200@0.075 mm
|
0
|
0
|
100
|
0
|
Jumlah
|
890,8
|
100
|
443,07
|
||
Angka Kehalusan ( FM
)
|
4,43
|
F.
KESIMPULAN
Setelah
kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan hasilnya
sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing
yang sesuai dengan standar nya.Koral terdiri dari bermacam-macam
ukuran besar sampai kecil seperti yang telah tertera di dalam tabel diatas,
sehingga hasil angka kehalusannya yang kami temukan adalah 4,43 gr.
MENGGABUNG AGREGAT BETON
A. TUJUAN
Diharapkan
setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat mengetahui susunan gabungan
agregat untuk komposisi campuran beton menurut keadaan sebenarnya.
B. TEORI SINGKAT
Besar
butir sangatlah berpengaruh kepada kekuatan beton. Agregat alam yang terdapat
dipasaran umumnya tidak diolah dan diayak, agregat yang dipasarkan ini terdiri
dari :
1. Pasir yang terlalu halus, kasar atau
tidak terdapat salah satu fraksi didalamnya.
2. Koral yang terdiri dari dua atau tiga
fraksi atau koral yang mengandung banyak butiran halus. Untuk mendapatkan
susunan butir yang baik kita terpaksa menggabungkan agregat dengan cara
perbandingan.
Syarat susunan butiran
yang baik menurut standar industri No. 52 / SI / 74 antara lain :
1. Pasir mempunyai modulus kehalusan 1,3 –
3,8
2. Koral mempunyai modolus kehalusan 6 –
7,10
3. ASTM 6,1 – 7,8
C. PERALATAN DAN BAHAN
1. Alat
Ø Mangkok/tampa
Ø Oven
Ø Desikator
Ø Timbangan
Ø Ayakan standar
Ø Kuas dan gundar kawat.
2. Bahan
Ø Pasir halus, kasar
Ø Koral dengan 2 atau 3 fraksi ( koral alam
/ batu pecah )
D. PETUNJUK PENGUJIAN
1. Pasir
v Ambil pasir halus ( A ) kering ovenan
sampai kering tetap, timbang 1000 gr dan ayak dengan ayakan standar hitung
persen tembus komulatif nya
v Ambil pasir kasar ( B ) kering ovenkan
sampai kering tetap, timbang 1000 gr ayak dengan ayakan standar hitung persen
tembus komulatif
v Lihat tabel atau grafik persen tembus
pada lubang ayakan 0,6 atau 3 dari yang kita inginkan.
v Hitung persen penggabungan pasir A dan B
dengan rumus
Dimana : A + B = 100 %
A dan B = perbandingan besar pasir A dan
B ( persen )
Y = ordinat dari kurva susunan butir
pasir A dan B pada salah satu lubang ayakan yang sama pada lubang ayakan Y.
2. Kerikil
v Untuk koral dapat dilakukan seperti pasir
dengan jalan seperti :
Rumus : +YC+......dst
Dimana : A+B+C.........100%
Y = Ordinat dari kurva susunan
butir gabungan untuk agregat kasar pada salah satu ayakan
YA,YB,YC= Ordinat dari
kurva susunan butir masing-masin agregat yang digabungkan dalam %
v Dapat dihitung dari persen tembus atau
tinggal pada titik-titikfraksi tertentu pada kurva susunan butir gabungan
agregat yang disyaratkan pada 38-19 mm
Tinggal 65%-30% atau
Tembus 35%-70%
Dst............
v Menggabungkan dengan sistem coba-coba
sendiri agregat halus dan agregat kasar supaya memenuhi kurva yang diinginkan.
A. Persiapan bahan benda uji
1. Tujuan
Diharapkan setelah melakukan praktikum,
mahasiswa dapat mempersiapkan bahan yang baik sesuai dengan
perencanaan/komposisi campuran.
2. Teori singkat
Agregat beton, pasir dan koral yang telah
dipisahkan dengan ayakan dan timbng sesuai komposisi campuran yang telah
direncanakan dimasukan kedalam goni plastik dan disimpan dalam ruangan guna
menjaga kadar airnya tetap stabil ( tidak terlalu berubah ). Persiapan bahan
yang dilakukan adalah agar dalam pembuatan benda uji lebih teliti, data yang didapat
lebih akurat dan hasil pengujian lebih terjamin serta dapat menggambarkan
keadaan sebenarnya.
3. Peralatan dan bahan
a. Alat
v Mangkok dan cangkul
v Ayakan
v Timbangan
v Gerobak
v Baskom/tampah
v Goni plastik
b. Bahan
v Pasir
v Koral
v Semen
v Air
4. Petunjuk pengujian
1) Persiapkan peralatan
2) Ambil pasir dari tumpukan, ayak dengan
ayakan 4,8 mm
3) Timbang menurut kebutuhan
4) Masukan kedalam goni dan simpan kedalam
ruangan
5) Ambil koral dari tumpukan, perlakukan
sama dengan pasir, dipakai ayakan 76 mm untuk atas dan 4,8 mm untuk bawah.
6) Siapkan semen dan timbang.
B. Pembuatan beton uji
1. Tujuereran
Dengan menggunakan peralatan-peralatan
dan bahan yang tersedia, mahasiswa dapat membuat beton uji yang baik sesuai
dengan perencanaan/komposisi campuran beton yang direncanakan.
2. Teori singkat
Pembuatan beton yang digunakan untuk
mengontrol kualitas beton. Dimana kontrol kekuatan beton ini ditujukan untuk
memproduksi suatu bahan seragam, mempunyai sifat-sifat yang dituntut dalam
suatu pekerjaan.
Dalam pembuatan benda uji, pengambilan
bahan beton harus dikerjakan dengan hati-hati agar terjamin bahwa hasil
pengujian cukup dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.
Dalam pembuatan beton uji,
pekerjaan-pekerjaan dan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengcampur beton dengan cara mekanik atau
secara manual
b. Pengujian konsistensi beton ( pengujian
slump )
c. Pengujian benda uji
d. Perawatan benda uji.
3. Peralatan dan bahan
a. Alat
Ø Beto molen ( concrete mixer )
Ø Mesin pemadat beton ( vibrator )
Ø Literan isi 5 liter
Ø Slump test set
Ø Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
Ø Skop/cangkul
Ø Sendok semen
Ø Kubus ( cetakan benda uji )
Ø Mistar baja
Ø Gelas ukur
Ø Gerobak
Ø Tampah/baskom dan kain lap.
b. Bahan
Ø Pasir
Ø Kerikil
Ø Semen
Ø Air
Ø Oil
4. Petunjuk pengujian
1. Persiapkan semua alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Periksa kadar air pasir bila diperlukan
untuk penambahan air campuran pengadukan
3. Bersihkan beton molen dari
kotoran-kotoran
4. Siapkan kubus,dan lumasi dengan oli
5. Siapkan slump dan literan serta lumasi
dengan oli
6. Lakukan pengadukan dengan cara memasukan
pasir kedalam molen kemudian masukan kerikil, aduk selama ± 50 setengah menit
7. Masukan air ± 50 % dari yang dibutuhkan, aduk selama ± setengah menit
8. Masukan semen dan sisa air yang ± 50 % kemudian aduk selama ± 2 menit sampai rata
9. Masukan kedalam gerobak, dan lakukan
pengadukan selama dalam gerobak
10. Lakukan pengujian slump dengan cara
pengisian slump 1/3 bagian dan tumbuk sebanyak 25 kali
11. Tambah isi slump 1/3 bagian lagi, dan
tumbuk sebanyak 25 kali
12. Penuhkan isi slump tumbuk sebanyak 25
kali serta ratakan permukaannya
13. Bersihkan sisa campuran yang bertebaran
disekitar alat slump
14. Letakan alat slump disamping benda uji
15. Ukur beda tinggi slump dengan alat slump
nya
16. Lakukan pengujian BJ beton basah dengan
cara berikut
17. Timbang berat literan ( A ) isi literan
dengan adukan beton dan padatkan
18. Ratakan permukaan literan dan bersihkan
literan dari kotoran adukan yang meleleh
19. Timbang berat literan dan beton basah ( B
)
20. Masukan isi literan dalam gerobak
21. Bersihkan literan dan isi air sampai
penuh dan timbang beratnya air dan literan ( C )
22. Maka BJ beton basah adalah :
23. Pencetakan benda uji dilakukan bersamaan
dengan pengujian slump dan BJ beton basah dengan cara berikut :
24. Isi semua kubus sesuai dengan rencana
jumlah benda uji
25. Padatkan dengan semen getar ( vibrator ) ±5 detik
26. Masukan beton slump dan BJ tadi kedalam
kubus kemudian padatkan dan ratakan permukaan kubusnya.
27. Diamkan selama 1 jam kemudian diberi
tanda dan tanggal pencetakan
28. Lakukan perawatan sebagai berikut :
29. Letakan kubus beton uji yang baru dicetak
pada ruangan yang sejuk dan ditutup dengan goni basah
30. Buka dari cetakan setelah beton berumur ±12 jam
31. Rendam dalam air selama jadwal pengujian
kuat tekan seperti : 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
A. Kuat tekan beton
1. Tujuan
Diharapkan setelah melakukan praktikum,
mahasiswa dapat melakukan pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan mesin
penekan.
2. Teori singkat
Pengujian kuat tekan dilakukan pada uji
dalam lembab atau kering udara, karena pengaruh pengeringan dapat mengakibatkan
perubahan kekuatan.
3. Peralatan dan bahan
a. Alat
§ Mesin tekan
§ Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
§ Mistar baja / mistar sorong
§ Kain lap
§ Kapur / spidol
b. Bahan
§ Benda uji ( beton sampel )
4. Petunjuk pengujian
1) Penekanan pertama ( I ) pada kubus beton
berumur 7 hari :
2) Keluarkan kubus beton dari rendaman ± 12 jam sebelum hari penekanan yang telah
ditentukan
3) Keluarkan kubus beton sebanyak jumlah
yang telah ditentukan ( jumlah yang ditekan pada hari I )
4) Untuk menghindari terjadinya kekeliruan,
kubus dikeluarkan dari bak, nomornya harus berurutan dimulai dari nomot
pertama.
5) Kubus beton yang telah keluar dari bak
ditempatkan pada ruangan yang sejuk sampai hari penekanan.
6) Kubus dibersihkan dari kotoran serta air
yang masih ada menempel pada kubus dengan menggunakan kain lap
7) Ukur bidang atas : panjang 3 x
pengukuran, lebar 3 x pengukuran
8) Ukur tinggi kubus 4 x pengukuran
9) Timbang berat kubus, dan pilih salah satu
bidangnya yang licin / datar untuk bidang penekanan
10) Letakan kubus beton diatas bantalan mesin
tekan dan stel sisi kubus supaya rata dapat tekanan
11) Kunci angin pompa dan turunkan piston
mesin ( dengan pemompaan ) secara berlahan-lahan sampai menyentuh permukaan
kubus
12) Lakukan penekanan dengan pemompaan sampai
beton pecah dan hentikan penekanan apabila jarum skala pembacaan kuat tekan
pada meteran tidak lagi / pada pembacaan tertinggi.
13) Catat kuat tekan beton tersebut ( bacaan
dalam satuan ton)
14) Untuk penekanan kedua, beton berumur 14
hari
15) Untuk penekanan ketiga, beton berumur 21
hari
16) Untuk penekanan keempat, beton berumur 28
hari, dimana langkah kerjanya sama dengan langkah kerja pada penekanan pertama
sampai selesai.
5. Analisa Data
Pengujian beton
Tinggi slump : 2,8 mm
Berat liter + Bata = 12355 gr ( B )
Berat air + liter = 5988 gr ( C )
Berat literan = 1057 gr ( A )
Rumus nya :
Pengujian beton =
= =2.29 gr
Untuk pengujian beton digunakan
Semen = 19,7 liter
Air = 11,9 liter
Pasir = 33,6 liter
Kerikil = 50,07 liter
Uji tean beton 7 hari
No
|
Benda uji
|
Uji tekan
|
Setelah di uji
|
1
|
Silinder
|
11695 gr
|
91,23
|
2
|
Silinder
|
12050 gr
|
64,83
|
3
|
Silinder
|
11910 gr
|
121,2
|
4
|
Silinder
|
11920 gr
|
77,31
|
5
|
Silinder
|
11990 gr
|
79,96
|
6
|
Silinder
|
11940 gr
|
107,5
|
7
|
Silinder
|
12900 gr
|
105,7
|
8
|
Silinder
|
11785 gr
|
121,2
|
9
|
Silinder
|
12060 gr
|
87,23
|
10
|
Silinder
|
12000 gr
|
126,1
|
11
|
Silinder
|
12337 gr
|
119,3
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar