Senin, 27 Mei 2013

SILABUS BAHAN BANGUNAN



SILABUS

Nama Sekolah                     : SMK NEGERI 1 CURUP
Mata Pelajaran                   : Bahan Bangunan
Kelas / Semester                 : X/2
Standar Kompetensi          : Siswa Memiliki Pengetahuan Tentang Baja Ringan Sebagai Bahan Bangunan
Alokasi / Waktu                  : 19 (1 x 45 menit)

NO
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER
BELAJAR
1.1
Pengertian, jenis-jenis dan fungsi daribaja ringan sebagai bahan bangunan.
·         Siswa dapat menjelaskan pengertian dari baja ringan.
·         Siswa dapat mengetahui jenis - jenis baja ringan.
·         Siswa dapat mengetahui fungsi atau kegunaan baja ringan sebagi bahan bangunan
·         Pengertian dari baja ringan.
·         Jenis – jenis dari baja ringan.
·         Fungsi atau kegunaan dari baja ringan.
·         Menerangkan secara jelas tentang baja ringan sebagai bahan bangunan.
·         pengertian baja ringan.
·         Memberikan penjelasan tentang jenis – jenis baja ringan.
·         Menjelaskan bagaimana fungsi dan kegunaan baja ringan secara garis besar.
·         Tanya jawab
·         Soal-soal latihan
1 x 45
·         Sumber buku bahan bangunan.
·         internet


BAHAN BANGUNAN 2



KEKUATAN AGREGAT

A.    TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasisw dapat menerangkan prosedur pelakanaan pengujian ketahanan ( geser ) aus agregat kasar dengan mempergunakan bejana Los Angeles untuk menentukan keausan ( kekerasan/kehancuran ) agregat tersebut.

B.     TEORI SINGKAT

KEKUATAN AGREGATDan KEKERASAN AGREGAT KASAR DENGAN BEJANA LOS ANGELES

K
ekuatan dan elastisitas agregat tergantung dari jenis batuan,susunan mineral dan tekstur butiran atau kristalnya, kekuatan agregat sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton, agregat yang lemah tidak akan menghasilkan beton yang kuat, sedangkan untuk membuat beton berkekuatan tinggi harus dipakai agregat yang tinggi kekuatannya. Untuk berbagai jenis batuan, kekuatannya dinyatakan dengan kekuatan hancur yang diperoleh dengan cara mengujiekuatan tekan sampai hancur.
Kekuatan agregat beton diperoleh dengan cara pengujian kekuatan, yaitu diuji sejumlah sampel dalam bentuk beberapa ukuran butir pada volume tertentu ( secara bulk ). Pada pengujian kekuatan terdapat beberapa cara dan istilah yang digunakan oleh beberapa negara antara lain :
a.       Untuk agregat kasar BS. 812-1967, memakai istilah nilai kuat hancur ( crushing value ), dan 10% fine value
b.      ASTM Standard C. 131 dan C. 535, memakai cara pengujian gesekan dengan mesin Los Angeles dan ketahanan aus dinyatakan dengan persentase bagian yang lewat ayakan 2 mm tidak lebih dari 50% ( SII 0087-75 )

C.     ALAT DAN BAHAN
-          Alat
Ø  Bejana Los Angeles berbentuk silinder terbuat dari baja
Ø  Bola baja yang terbuat dari baja dengan garis tengah kurang lebih 46,8 mm dan masing-masing beratnya antara 390 sampai 445 gr. Jumlah bola baja untuk tiap-tiap pengujian tergantung dari besar butir dan fraksi agregat seperti dalam tabel
Ø  Ayakan standar
Ø  Timbangan dengan kapasitas 10 gr dan ketelitian sampai 1%
Ø  Oven
Ø  Baskom ( plat penampung )

-          Bahan
Ø  Agregat kasar








D.    LANGKAH KERJA
·         Ambil agregat kasar
·         Cuci bersih hingga tidak ada debu dan tanah yang melengket
·         Kering tetapkan dengan suhu 105 ± 5o C
·         Pisahkan butiran agregat sesuai dengan tabel dan pengujian
·         Ambil agregat masukkan dalam bejana
·         Tambahkan bola baja
·         Tutup bejana rapat-rapat
·         Putar bejana dengan kecepatan 30 – 33 putaran per menit jumlah putaran
·         Keluarkan butiran kasar dari bejana, butiran yang bsar diayak dengan ayakan 2 mm.
·         Cuci bersih butiran kasar dan butiran yang tertinggal pada ayakan
·         Keringkan dalam oven sampai kering tetap
·         Timbang beratnya
·         Hitung kekerasan agregat dengan rumus :
Keterangan :
A = Berat contoh semula kering tetap
B = Berat contoh sesudah digiling, dicuci dan kering tetap.
C = Ketahanan aus ( geser ) hancur.

Syarat daya tahan geser ini maksimum 50 % hilang

Tabel. Blanko Pengujian “Abration Test”


NO

JENIS PENGUJIAN

PENGUJIAN
 KETERANGAN
      I
    II
III



 x 100 %
  1
Berat Kerikil Awal   ( A ) gr




  2
Berat Setelah digiling dan di Ayak
( B ) gr



  3
Ketahanan Aus ( C )



















E.     ANALISIS KERJA


Tabel. Blanko Pengujian “Abration Test”


NO

JENIS PENGUJIAN

PENGUJIAN
   KETERANGAN
      I
    II
 III



 x 100 %
  1
Berat Kerikil Awal   ( A ) gr


5000 gr

5000 gr

  2
Berat Setelah digiling dan di Ayak
( B ) gr

3937,7gr

3970,2gr

  3
Ketahanan Aus ( C )
21,246gr
20,596gr



Pelatihan 1 dan 2
-          Berat kerikil awal
I = 125.0 gr
A = 5000 gr
Berat bejana = 164,8 gr

-          Setelah digiling dan di ayak
B = 4102,5 gr
B – berat bejana = 4102,5 gr – 164,8 gr
                           = 3937,7 gr

RUMUS : 

Jawab :                       
                       

                            = 21,246 %

Pelatihan 3 dan 4
-          Berat kerikil awal
I = 125.0 gr
A = 5000 gr
Berat bejana = 164,8 gr










-          Setelah digiling dan di ayak
B = 4135 gr
B – berat bejana = 4135 gr – 164,8 gr
                           = 3970,2 gr




RUMUS :  %
Jawab :                       
                          = 20,596 %



F.      KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan kekuatan agregat kasar(kerikil) sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk perhitungan kekuatan agregat kasar yaitu,RUMUS :  ,sehingga percobaan 1 dan 2 dapat diperoleh hasilnya adalah 21,246 %, sedangkan pengujian 3 dan 4 diperoleh hasilnya 20,596 %



























PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR


A.    TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat menentukan berat isi kerikil.

B.     TEORI SINGKAT
Berat Isi Agregat
Berat agregat yang mengisi suatu tempat/rung dalam satuan volume tertentu disebut berat isi agregat ( builk density ), dimana sebagian tempat/ruangan agregat terii oleh rongga antar partikel dari agregatnya. Berbeda dengan berat jenis. Contoh : kerikil sungai mempunyai berat isi 1,5 kg/liter sedangkan berat jenisnya 2,60. Dan pasir sungai berat isi 1,4 kg/liter sedangkan berat jenisnya 2,55.

C.     ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN
v  Alat
§  Timbangan dengan ketelitian 10 gr
§  Literan 5 liter
§  Mesin ketuk
§  Sendok semen
§  Ember / baskom
v  Bahan
·         Kerikil SSD

D.    LANGKAH KERJA
1.      Timbang literan, misalkan beratnya A gram.
2.      Isi literan dengan kerikil sampai penuh, ratakan dan timbang literan yang berisi penuh, catat beratnya misalkan B gram.
3.      Berat isi ini disebut berat isi gembur.
4.      Untuk berat isi padat, lakukan pengujian berikut.
5.      Isi literan separoh dengan kerikil.
6.      Tempatkan pada mesin ketuk, ketuk sebanyak 30 kali.
7.      Penuhkan literan, ketuk sebanyak 30 kali.
8.      Ratakan permukaan literan, timbang beratnya.
9.      Berat isi padat sama rumusnya dengan berat isi gembur.

Rumus :













Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Kerikil



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


  1
Berat Liter + Kerikil




  2
Berat Literan



  3
Berat Kerikil



 4
Volume Literan



 5
Berat Isi






Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat  Kerikil



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


  1
Berat Liter + Kerikil




  2
Berat Literan



  3
Berat Kerikil



 4
Volume Literan



 5
Berat Isi





E.     ANALISIS KERJA

Diketahui
Berat Literan : 1047,6 gram
Berat Kerikil : 7816,4 gram

Dengan berat isi gembur
A : 1047,6 gram
B : 8864 gram

    
                                    = 1,56 gram



Berat Isi Padat
A = 1047,6  gram
B = 900 gram



   = 1,59 gram

                Berat Ember = 585,5 + 10 kg

            Kerikil
1.    143,9 gr
2.    4385,4 gr
3.    4314,4 gr
4.    1152,2 gr
                   +
9995,9 gr




Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Kerikil



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


 =1,56gr
  1
Berat Liter + Kerikil

8864gr


  2
Berat Literan
1047,6gr


  3
Berat Kerikil
7816,4gr


 4
Volume Literan
5000gr


 5
Berat Isi
1,56gr










Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat  Kerikil



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


= 1,59 gr
  1
Berat Liter + Kerikil

9000gr


  2
Berat Literan
1047,6gr


  3
Berat Kerikil
7952,4gr


 4
Volume Literan
5000gr


 5
Berat Isi
1,59gr




F.      KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan berat isi gembur dan berat isi padat kerikil sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk berat isi gembur dan berat isi padat  dan berat isi gembur yang kami peroleh adalah 1,56 gr, sedangkan berat isi padat adalah 1,59 gr.





















PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT HALUS

A.    TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat menentukan berat isi pasir.

B.     ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN
v  ALAT
·         Timbangan dengan ketelitian 1 gr
·         Literan Kapasitas 1 liter
·         Mesin ketuk
·         Sendok semen
·         Ember / baskom
v  BAHAN
·         Pasir ssd condition / 3 kg/liter

C.     LANGKAH KERJA
1.      Timbang literan, misalnya A gram dan catat kan pada tabel.
2.      Isi literan dengan pasir sampai penuh, ratakan dan timbang literan yang berisi pasir penuh, catatkan beratnya misalnya B gram.
3.      Maka berat isi gembur = B gram dikurang A gram dibagi volume literan.
4.      Lanjutkan berat isi padat pasir dengan langkah sebagai berikut :
a.       Isi literan separoh dengan pasir.
b.      Tempatkan dengan mesin ketuk, ketuk sebanyak 30 kali.
c.       Penuhkan literan, ketuk sebanyak 30 kali.
d.      Ratakan permukaan literan, timbang beratnya misalkan C gram.


Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Pasir



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


  1
Berat Liter + Pasir




  2
Berat Literan



  3
Berat Pasir



 4
Volume Literan



 5
Berat Isi















Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat  Pasir



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


  1
Berat Liter + Pasir




  2
Berat Literan



  3
Berat Pasir



 4
Volume Literan



 5
Berat Isi





D.    ANALISIS KERJA
A = Berat Liter  273,9 gram
B = Berat Pasir 1551,7 gram

Berat Isi Gembur Pasir

                                                   1,2778 gr
                                                       

Berat Isi Padat Pasir

                                                   1,4013 gr



Tabel 1. Blanko Berat Isi Gembur Pasir



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


1,5517gr
  1
Berat Liter + Pasir

1825,6gr


  2
Berat Literan
273,9gr


  3
Berat Pasir
1551,7gr


 4
Volume Literan
1000gr


 5
Berat Isi
1,5517gr








Tabel 2. Blanko Berat Isi Padat  Pasir



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


1,6752gr
  1
Berat Liter + Pasir

1949,1gr


  2
Berat Literan
273,9gr


  3
Berat Pasir
1675,2gr


 4
Volume Literan
1000gr


 5
Berat Isi
1,6752gr




E.     KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan berat isi gembur dan berat isi padat pasir sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk berat isi gembur dan berat isi padat  dan berat isi gembur yang kami peroleh adalah 1.2778 gr, sedangkan berat isi padat adalah 1,4013 gr.






























BERAT JENIS PASIR


A.    TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat menentukan berat jenis pasir dalam kondisi nyata atau jenuh kering muka.

B.     TEORI SINGKAT
Berat Jenis Agregat
            Berat jenis agregat berbeda satu sama lainnya tergantung dari jenis batuan, susunan mineral, struktur butiran, dan porositas batuannya. Beberapa istilah berat jenis pada agregat diantaranya adalah :
§  Berat Jenis Absolut
Berat per volume tidak termasuk volume pori-pori yang terdapat didalamnya. Untuk menentukan berat jenis ini benda harus dibuat berbentuk hidrat/tepung, sehingga pori-pori didalamnya dapat di hilangkan.
§  Berat jenis nyata
Berat per volume termasuk volume pori yang tidak tembus air dan tidak termasuk volume pori kapiler yang dapat terisi oleh air.
§  Berat Jenis Keadaan Jenuh Kering Muka
Berat per volume termasuk volume pori yang tidak tembus air, sedangkan pori kapiler jenuh oleh air.
§  Berat Jenis Keadaan Kering
Berat per volume termasuk volume seluruh pori yang terkandung dalam agregat.

C.     ALAT DAN BAHAN
§  Alat :
·         Bejana kapasitas 1 liter
·         Timbangan ketelitian 0,1 gram
·         Sendok semen
·         Gelas ukur
§  Bahan :
·         Pasir kondisi nyata dan jenuh kering muka ( SSD )

D.    LANGKAH KERJA
*      Pasir
1.      Timbang pasir kondisi SSD atau kondisi nyata ( X gr )
2.      Timbang tabung dan air penuh ( Y gr )
3.      Timbang tabung, pasir dan air penuh ( Z gr )
4.      Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) - ( Z gr ) = Q
5.    








Lakukan pekerjaan ini 3 kali berturut-turut seperti pada tabel berikut :

Tabel 2. Blanko Berat Jenis Pasir Nyata



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


  1
Berat pasir kondisi SSD




  2
Berat tabung dan air penuh



  3
Berat tabung,pasir dan air penuh



 4
Volume ( 2+1 )-3



 5
BJ= berat/volume=1/4





E.     ANALISIS KERJA
Ø  Berat bejana = 74,3 gr
Ø  Berat isi pasir = 250 gr
Ø  Berat air dan bejana = 859 gr
Ø  Berat air, bejana dan pasir = 989,3 gr

Penyelesaian
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
              = 859 gr + 250 gr – 989,3 gr
         Q  = 119,7 gr

BJ =

     =

=2,088 gr











Tabel . Blanko Berat Jenis Pasir Nyata



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


=2,088gr
  1
Berat pasir kondisi SSD

250 gr


  2
Berat tabung dan air penuh
859 gr


  3
Berat tabung,pasir dan air penuh
989,3gr


 4
Volume ( 2+1 )-3
119,7gr


 5
BJ= berat/volume=1/4
2,088gr




F.      KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan yaitu,  Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
  BJ =   sehingga hasil yang telah kami praktekkan adalah 2,088 gr. 





























BERAT JENIS KERIKIL


A.    TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktekan dapat menentukan berat jenis kerikil dalam kondisi nyata atau jenuh kering muka

B.     ALAT dan BAHAN yang diperlukan
a.       Alat :
1.      Bejana kapasitas 1 liter
2.      Timbangan ketelitian 0,1 gram
3.      Sendok semen
4.      Gelas ukur
b.      Bahan :
Kerikil kondisi nyata dan jenuh kering muka ( SSD )

C.     LANGKAH KERJA
v  Kerikil
1.      Timbang kerikil kondisi SSD atau kondisi nyata ( X gr )
2.      Timbang tabung dan air penuh ( Y gr )
3.      Timbang tabung, kerikil dan air penuh ( Z gr )
4.      Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) - ( Z gr ) = Q
5.    


Tabel . Blanko Berat Jenis kerikil Nyata



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


  1
Berat kerikil kondisi SSD




  2
Berat tabung dan air penuh



  3
Berat tabung,kerikil dan air penuh



 4
Volume ( 2+1 )-3



 5
BJ= berat/volume=1/4













D.    ANALISA KERJA

Ø  Berat bejana = 74,3 gr
Ø  Berat isi kerikil = 250 gr
Ø  Berat air dan bejana = 830,2 gr
Ø  Berat air, bejana dan kerikil = 983,7 gr

Penyelesaian 1
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
              = 830,2 gr + 250 gr – 983,7 gr
         Q  = 96,5 gr

BJ = 

     =

=2,59 gr


Tabel . Blanko Berat Jenis Kerikil Nyata



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


= 2,59gr
  1
Berat kerikil kondisi SSD

250 gr


  2
Berat tabung dan air penuh
830,2gr


  3
Berat tabung,kerikil dan air penuh
983,7gr


 4
Volume ( 2+1 )-3
96,5gr


 5
BJ= berat/volume=1/4
2,59gr




Penyelesaian 2
Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
              = 830,2 gr + 250 gr – 940,2 gr
         Q  = 140 gr

BJ = 

     =

=1,78 gr


Tabel . Blanko Berat Jenis Kerikil “SSD CONDITION”



NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


= 1,78gr
  1
Berat kerikil kondisi SSD

250 gr


  2
Berat tabung dan air penuh
830,2gr


  3
Berat tabung,kerikil dan air penuh
940,2gr


 4
Volume ( 2+1 )-3
140gr


 5
BJ= berat/volume=1/4
1,78gr





G.    KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan yaitu,  Volume = ( Y gr ) + ( X gr ) – ( Z gr ) = Q
  BJ =   sehingga hasil yang telah kami praktekkan pngujian 1 adalah 2,59 gr dan pengujian 2 adalah 1.78 gr


























KADAR AIR LUMPUR PASIR DAN KERIKIL

1.      TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktekan dapat menghitung kadar air pasir yang terkandung di dalamnya.sesuai dengan prosedur yang berlaku.

2.      Alat dan Bahan yang di perlukan
Ø  Alat :
v  Bejana gelas Ø 10 cm dan tinggi 20 – 30 cm, kayu pengaduk, oven, timbangan dengan ketelitian 0,1 gr, desikator, ember, sendok semen, mangkok porselin/nikel, ayakan dengan lubang 70 micron.
Ø  Bahan
Pasir 500 gr, kerikil 1000 gr.

3.      LANGKAH KERJA
Ø  Pasir
1.      Ambil pasir ± 500 gr masukkan dalam Oven dengan suhu 110 oC ± 5, hingga kering tetap dinginkan dan timbang beratnya.
2.      Lakukan pekerjaan ini sampai berat pasir tidak berubah lagi. Pasir yang sudah kering tetap timbang 3x100 gr masing-masing masukkan dalam gelas, rendam selama 60 menit.
3.      Aduk dengan kayu pengaduk dan diamkan selama ± 1’, tumpahkan airnya, lakukan pekerjaan ini sampai air diatas pekmukaan pasir tidak keruh lagi.
4.      Tuangkan pasir ke atas ayakan 70 micron.
5.      Ambil pasir dalam ayakan masukkan dalam cawan porselin/nikel.
6.      Panaskan dalam oven sampai berat tetap.
7.      Dinginkan dan timbang beratnya, misal p gr
8.      Kadar lumpur

 x 100%

Ø  Kerikil
1.      Ambil kerikil ± 1000 gr, keringkan dalam oven dan dinginkan dan timbng beratnya. Lakukan pekerjaan ini sampai berat kerikil kering tetap.
2.      Kerikil yang kering tetap ambil 3x250 gr masing-masing masukkan dalam tampah / ember.
3.      Rendam sambil diaduk-aduk sehingga terpisah bagian partikel yang menempel, kemudian buang airnya. Lakukan pekerjaan ini sampai air pencuci kerikil bersih.
4.      Tumpahkan air beserta kerikil nya keatas saringan no. 100
5.      Ambil kerikil yang berada di atas saringan masukkan kedalam cawan porselin dan panaskan dalam oven sampai kering tetap.
6.      Dinginkan dan timbang beratnya, misal q gr
7.      Maka kadar lumpurnya adalah :
 x 100%







Tabel. Blank Kadar Lumpur Pasir Dan Kerikil


NO

JENIS

PENGUJIAN
   KETERANGAN

      I
    II
 III


 x 100%
  1
Berat pasir kering tetap

100
100
100
  2
Berat kering tetap setelah di cuci



  3
Selisih



 4
Berat kerikil kering tetap
250
250
250
 5
Berat kering tetap setelah dicuci



6
Selisih





E.     ANALISIS KERJA
o   Pasir
Pengujian 1

 x 100%
                  

                      =9904,4 %

Pengujian 2

 x 100%
                  

                      =4,5 %

o   Kerikil
Pengujian 1

 x 100%
                  

                      =216,7%







                Pengujian 2

 x 100%
                  

                      =210,6%





F.      KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya. Dan rumus yang kami pergunakan untuk pasir adalah x 100% dan kerikil adalah  x 100% sehingga hasil yang telah kami praktekkan pngujian 1 pasir adalah 9904,4%   dan pengujian 2 adalah 4,5% , sedangkan pengujian 1 untuk kerikil adalah 216,7% dan untu pengujian 2 adalah 210,6%.



























PENGUJIAN ZAT ORGANIK PASIR

A.    TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, praktek dapat menentukan kandungan zat organik dalam pasir.

B.     PERALATAN DAN BAHAN
§  Alat :
v  Botol berskala
v  Skla warna
v  Tabung gelas
v  Corong
v  Kuas
§  Bahan :
1.      Pasir
2.      Soda api ( NaOH )
3.      Air suling

C.     LANGKAH KERJA
1.      Siapan alat dan bahan
2.      Buat larutan soda api, yakni ambil tabung gelas, masukkan air murni sebanyak 97 gr. Tambahkan soda api seberat 3 gr. Tutup tabung gelas dan kocok sehingga soda api larut semuanya.
3.      Masukn pasir kedalam botol sebanyak 130 cc/ml.
4.      Tambahkan larutan soda api kealam botol yang berii pasir sampai botol berisi 200 cc.
5.      Tutup botol dengan baik.
6.      Kocok botol selama 10 menit lalu diamkan 24 jam.
7.      Amati cairan yang berada diatas pasir dan bandingkan dengan warna standar ASTM C-40























ANALISA AYAK KORAL

A.    TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat menentukan susunan butir koral untuk komposis campuran beton.

B.     TEORI SINGKAT
Koral terdiri dari bermacam-macam ukuran besar sampai kecil. Jika butiran-butiran ini kita pisahkan dengan menggunakan ayakan standar kita peroleh suatu pembagian besar butir ( fraksi ) yang berukuran sama. Guna memperoleh gambaran tentang susunan butir koral ( agregat ) dilakukan analisa ayak. Susunan besar butir ( gradasi ) sangat berpengaruh terhadap beton segar dan beton keras.

C.     PERALATAN DAN BAHAN
1.      Alat
§  Sendok semen dan tampah
§  Oven dan dsikator
§  Timbangan
§  Rampill sampling ( pembagian agregat )
§  Kuas dan gundar kawat
2.      Bahan
Ø  Koral

D.    PETUNJUK PENGUJIAN
1.      Siapkan bahan yang telah kering oven sebanyak 5000 gr
2.      Susun ayakan dari 76 mm terbesar sampai 4,8 mm terkecil.
3.      Masukan kerikil yang telah disiapkan kedalam ayakan dan goyangkan selama 20 menit.
4.      Timbang setiap butiran yang tinggal pada masing-masing ayakan, masukkan dalam tabel.























E.     ANALISIS DATA

Berat ayakan
Pasir : 1000 gr


TABEL
ANALISA AYAK KORAL


No
Ayakan
( mm )
Tertinggal di ayakan
% komulatif
Berat
%
Tertinggal
Tembus
1
-
-
-
-
2
¾@19.0 mm
-
-
-
-
3
3/8 @ 9.5 mm
0
0
0
100
4
No: 4 @ 4.8 mm
19,4
1,48
1,48
98,16
5
8 @ 2.4 mm
35,6
4,43
6,27
93,73
6
16 @ 1.2 mm
447,3
37,3
43,57
56,43
7
30 @ 0.6 mm
332,6
50,2
93,77
6,23
8
50 @ 0.3 mm
39,6
3,99
97,76
2,24
9
100 @ 0.5 mm
16,4
2,17
100
0,07
10
200@0.075 mm
0
0
100
0
Jumlah
890,8
100
443,07

Angka Kehalusan ( FM )
4,43



F.      KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum ini, kami telah mengetahui dan menentukan hasilnya sesuai dengan teori dan petunjuk yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan standar nya.Koral terdiri dari bermacam-macam ukuran besar sampai kecil seperti yang telah tertera di dalam tabel diatas, sehingga hasil angka kehalusannya yang kami temukan adalah 4,43 gr.



















MENGGABUNG AGREGAT BETON

A.    TUJUAN
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat mengetahui susunan gabungan agregat untuk komposisi campuran beton menurut keadaan sebenarnya.

B.     TEORI SINGKAT
Besar butir sangatlah berpengaruh kepada kekuatan beton. Agregat alam yang terdapat dipasaran umumnya tidak diolah dan diayak, agregat yang dipasarkan ini terdiri dari :
1.      Pasir yang terlalu halus, kasar atau tidak terdapat salah satu fraksi didalamnya.
2.      Koral yang terdiri dari dua atau tiga fraksi atau koral yang mengandung banyak butiran halus. Untuk mendapatkan susunan butir yang baik kita terpaksa menggabungkan agregat dengan cara perbandingan.
Syarat susunan butiran yang baik menurut standar industri No. 52 / SI / 74 antara lain :
1.      Pasir mempunyai modulus kehalusan 1,3 – 3,8
2.      Koral mempunyai modolus kehalusan 6 – 7,10
3.      ASTM 6,1 – 7,8


C.     PERALATAN DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Mangkok/tampa
Ø  Oven
Ø  Desikator
Ø  Timbangan
Ø  Ayakan standar
Ø  Kuas dan gundar kawat.
2.      Bahan
Ø  Pasir halus, kasar
Ø  Koral dengan 2 atau 3 fraksi ( koral alam / batu pecah )


D.    PETUNJUK PENGUJIAN
1.      Pasir
v  Ambil pasir halus ( A ) kering ovenan sampai kering tetap, timbang 1000 gr dan ayak dengan ayakan standar hitung persen tembus komulatif nya
v  Ambil pasir kasar ( B ) kering ovenkan sampai kering tetap, timbang 1000 gr ayak dengan ayakan standar hitung persen tembus komulatif
v  Lihat tabel atau grafik persen tembus pada lubang ayakan 0,6 atau 3 dari yang kita inginkan.
v  Hitung persen penggabungan pasir A dan B dengan rumus
Dimana : A + B = 100 %
A dan B = perbandingan besar pasir A dan B ( persen )
Y           = ordinat dari kurva susunan butir pasir A dan B pada salah satu lubang ayakan yang sama pada lubang ayakan Y.

2.      Kerikil
v  Untuk koral dapat dilakukan seperti pasir dengan jalan seperti :
Rumus : +YC+......dst
Dimana : A+B+C.........100%
Y               = Ordinat dari kurva susunan butir gabungan untuk agregat kasar pada salah satu ayakan
YA,YB,YC= Ordinat dari kurva susunan butir masing-masin agregat yang digabungkan dalam %
v  Dapat dihitung dari persen tembus atau tinggal pada titik-titikfraksi tertentu pada kurva susunan butir gabungan agregat yang disyaratkan pada 38-19 mm
Tinggal 65%-30% atau
Tembus 35%-70%
Dst............
v  Menggabungkan dengan sistem coba-coba sendiri agregat halus dan agregat kasar supaya memenuhi kurva yang diinginkan.

A.    Persiapan bahan benda uji
1.      Tujuan
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat mempersiapkan bahan yang baik sesuai dengan perencanaan/komposisi campuran.

2.      Teori singkat
Agregat beton, pasir dan koral yang telah dipisahkan dengan ayakan dan timbng sesuai komposisi campuran yang telah direncanakan dimasukan kedalam goni plastik dan disimpan dalam ruangan guna menjaga kadar airnya tetap stabil ( tidak terlalu berubah ). Persiapan bahan yang dilakukan adalah agar dalam pembuatan benda uji lebih teliti, data yang didapat lebih akurat dan hasil pengujian lebih terjamin serta dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.

3.      Peralatan dan bahan
a.       Alat
v  Mangkok dan cangkul
v  Ayakan
v  Timbangan
v  Gerobak
v  Baskom/tampah
v  Goni plastik
b.      Bahan
v  Pasir
v  Koral
v  Semen
v  Air

4.      Petunjuk pengujian
1)      Persiapkan peralatan
2)      Ambil pasir dari tumpukan, ayak dengan ayakan 4,8 mm
3)      Timbang menurut kebutuhan
4)      Masukan kedalam goni dan simpan kedalam ruangan
5)      Ambil koral dari tumpukan, perlakukan sama dengan pasir, dipakai ayakan 76 mm untuk atas dan 4,8 mm untuk bawah.
6)      Siapkan semen dan timbang.





B.     Pembuatan beton uji
1.      Tujuereran
Dengan menggunakan peralatan-peralatan dan bahan yang tersedia, mahasiswa dapat membuat beton uji yang baik sesuai dengan perencanaan/komposisi campuran beton yang direncanakan.

2.      Teori singkat
Pembuatan beton yang digunakan untuk mengontrol kualitas beton. Dimana kontrol kekuatan beton ini ditujukan untuk memproduksi suatu bahan seragam, mempunyai sifat-sifat yang dituntut dalam suatu pekerjaan.
Dalam pembuatan benda uji, pengambilan bahan beton harus dikerjakan dengan hati-hati agar terjamin bahwa hasil pengujian cukup dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.
Dalam pembuatan beton uji, pekerjaan-pekerjaan dan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Mengcampur beton dengan cara mekanik atau secara manual
b.      Pengujian konsistensi beton ( pengujian slump )
c.       Pengujian benda uji
d.      Perawatan benda uji.

3.      Peralatan dan bahan
a.       Alat
Ø  Beto molen ( concrete mixer )
Ø  Mesin pemadat beton ( vibrator )
Ø  Literan isi 5 liter
Ø  Slump test set
Ø  Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
Ø  Skop/cangkul
Ø  Sendok semen
Ø  Kubus ( cetakan benda uji )
Ø  Mistar baja
Ø  Gelas ukur
Ø  Gerobak
Ø  Tampah/baskom dan kain lap.
b.      Bahan
Ø  Pasir
Ø  Kerikil
Ø  Semen
Ø  Air
Ø  Oil

4.      Petunjuk pengujian
1.      Persiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Periksa kadar air pasir bila diperlukan untuk penambahan air campuran pengadukan
3.      Bersihkan beton molen dari kotoran-kotoran
4.      Siapkan kubus,dan lumasi dengan oli
5.      Siapkan slump dan literan serta lumasi dengan oli
6.      Lakukan pengadukan dengan cara memasukan pasir kedalam molen kemudian masukan kerikil, aduk selama ± 50 setengah menit
7.      Masukan air ± 50 % dari yang dibutuhkan, aduk selama ± setengah menit
8.      Masukan semen dan sisa air yang ± 50 % kemudian aduk selama ± 2 menit sampai rata
9.      Masukan kedalam gerobak, dan lakukan pengadukan selama dalam gerobak
10.  Lakukan pengujian slump dengan cara pengisian slump 1/3 bagian dan tumbuk sebanyak 25 kali
11.  Tambah isi slump 1/3 bagian lagi, dan tumbuk sebanyak 25 kali
12.  Penuhkan isi slump tumbuk sebanyak 25 kali serta ratakan permukaannya
13.  Bersihkan sisa campuran yang bertebaran disekitar alat slump
14.  Letakan alat slump disamping benda uji
15.  Ukur beda tinggi slump dengan alat slump nya
16.  Lakukan pengujian BJ beton basah dengan cara berikut
17.  Timbang berat literan ( A ) isi literan dengan adukan beton dan padatkan
18.  Ratakan permukaan literan dan bersihkan literan dari kotoran adukan yang meleleh
19.  Timbang berat literan dan beton basah ( B )
20.  Masukan isi literan dalam gerobak
21.  Bersihkan literan dan isi air sampai penuh dan timbang beratnya air dan literan ( C )
22.  Maka BJ beton basah adalah :
23.  Pencetakan benda uji dilakukan bersamaan dengan pengujian slump dan BJ beton basah dengan cara berikut :
24.  Isi semua kubus sesuai dengan rencana jumlah benda uji
25.  Padatkan dengan semen getar ( vibrator ) ±5 detik
26.  Masukan beton slump dan BJ tadi kedalam kubus kemudian padatkan dan ratakan permukaan kubusnya.
27.  Diamkan selama 1 jam kemudian diberi tanda dan tanggal pencetakan
28.  Lakukan perawatan sebagai berikut :
29.  Letakan kubus beton uji yang baru dicetak pada ruangan yang sejuk dan ditutup dengan goni basah
30.  Buka dari cetakan setelah beton berumur ±12 jam
31.  Rendam dalam air selama jadwal pengujian kuat tekan seperti : 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
























PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
A.    Kuat tekan beton
1.      Tujuan
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat melakukan pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan mesin penekan.

2.      Teori singkat
Pengujian kuat tekan dilakukan pada uji dalam lembab atau kering udara, karena pengaruh pengeringan dapat mengakibatkan perubahan kekuatan.

3.      Peralatan dan bahan
a.       Alat
§  Mesin tekan
§  Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
§  Mistar baja / mistar sorong
§  Kain lap
§  Kapur / spidol
b.      Bahan
§  Benda uji ( beton sampel )

4.      Petunjuk pengujian
1)      Penekanan pertama ( I ) pada kubus beton berumur 7 hari :
2)      Keluarkan kubus beton dari rendaman ± 12 jam sebelum hari penekanan yang telah ditentukan
3)      Keluarkan kubus beton sebanyak jumlah yang telah ditentukan ( jumlah yang ditekan pada hari I )
4)      Untuk menghindari terjadinya kekeliruan, kubus dikeluarkan dari bak, nomornya harus berurutan dimulai dari nomot pertama.
5)      Kubus beton yang telah keluar dari bak ditempatkan pada ruangan yang sejuk sampai hari penekanan.
6)      Kubus dibersihkan dari kotoran serta air yang masih ada menempel pada kubus dengan menggunakan kain lap
7)      Ukur bidang atas : panjang 3 x pengukuran, lebar 3 x pengukuran
8)      Ukur tinggi kubus 4 x pengukuran
9)      Timbang berat kubus, dan pilih salah satu bidangnya yang licin / datar untuk bidang penekanan
10)  Letakan kubus beton diatas bantalan mesin tekan dan stel sisi kubus supaya rata dapat tekanan
11)  Kunci angin pompa dan turunkan piston mesin ( dengan pemompaan ) secara berlahan-lahan sampai menyentuh permukaan kubus
12)  Lakukan penekanan dengan pemompaan sampai beton pecah dan hentikan penekanan apabila jarum skala pembacaan kuat tekan pada meteran tidak lagi / pada pembacaan tertinggi.
13)  Catat kuat tekan beton tersebut ( bacaan dalam satuan ton)
14)  Untuk penekanan kedua, beton berumur 14 hari
15)  Untuk penekanan ketiga, beton berumur 21 hari
16)  Untuk penekanan keempat, beton berumur 28 hari, dimana langkah kerjanya sama dengan langkah kerja pada penekanan pertama sampai selesai.

5.      Analisa Data
Pengujian beton
Tinggi slump : 2,8 mm
Berat liter + Bata  = 12355 gr ( B )
Berat air + liter = 5988 gr ( C )
Berat literan = 1057 gr ( A )
Rumus nya :
Pengujian beton  =
                      =  =2.29 gr

Untuk pengujian beton digunakan
Semen = 19,7 liter
Air = 11,9 liter
Pasir = 33,6 liter
Kerikil = 50,07 liter

Uji tean beton 7 hari

No
    Benda uji    
Uji tekan
Setelah di uji
1
Silinder
11695 gr
91,23
2
Silinder
12050 gr
64,83
3
Silinder
11910 gr
121,2
4
Silinder
11920 gr
77,31
5
Silinder
11990 gr
79,96
6
Silinder
11940 gr
107,5
7
Silinder
12900 gr
105,7
8
Silinder
11785 gr
121,2
9
Silinder
12060 gr
87,23
10
Silinder
12000 gr
126,1
11
Silinder
12337 gr
119,3